Pertemanan, Buat apa?

Diawali hidup dan diakhiri mati. Manusia diciptakan Tuhan ada sebab. Sepertihalnya semut, nyamuk, katak, bunga cempaka, bunga kantung semar, bunga kumis kucing dan semua.

Semua yang dari ciptaan-Nya itu saling terkait, saling membutuhkan, saling melengkapai, saling membagi, saling meberi. Dengan manusia Tuhan menganugrahkan sifat sosial, dari itu nalar fikirnya manusia bergerak.

Bentuk nalar dari sifat sosial yang diberikan Tuhan adalah dengan saling berteman antara manusia dengan manusia. Manusia dengan hewan, manusia dengan tumbuhan, manusia dengan air, manuasia dengan alam, bahkan manusia dengan batu dan ransel.

Tapi sangat menarik itu pertemanan antara manusia dengan manusia. Buat apa pertemanan? Apa manfaatnya?. Dalam sebuah pertemanan itu terselip konsep luhur yang tidak bisa diucapkan secara detail dengan kata. Apa konsep luhur itu? "Kasih".

"Filsuf klasik" Aristoteles berpendapat tiga alasan orang menjalin pertemanan, yaitu hedonic/pleasure (kenikmatan), utility (kegunaan), dan arate/virtue (keutamaan).

Menelaah sederhana saja, bahwa pertemanan antar manusia itu "saya berteman dengan mu karena kamu memberikan saya kenikmatan, seperti suka berbagi ilmu, suka berbagi cerita, suka jalan dan berpetualang bareng, kamu pintar," dan itu adalah bentuk dari sebuah hedonic.

"Berteman dengan mu itu karena kamu berguna,". Seperti apa? Berteman dengan mu membuat saya memiliki jaringan teman lebih banyak, berteman dengan mu membuat saya dapat proyek, berteman dengan mu mebuat saya kenal dengan dia, dia, dan orang-orang itu. Pertemanan yang berguna 'utility'.

Menjalin pertemanan dengan keutamana 'arate', karena "Kamu itu baik hati, kamu itu mengasyikan, kamu itu lucu, sabar, penyayang, rendah hati, dan lainnya," itu bentuk dari "virtue".

Pertemanan itu selalu ada motif. Ketiga motif yang diungkapkan Aristoteles itu saling berkait.
Pertemanan yang hakiki kalau menurutku itu ya pertemanan yang memiliki perbedaan, dan mempersatukan persamaan.

Perbedaan seperti apa?, Perbedaan pola fikir, perbedaan memandang persoalan, perbedaan sifat dan perbedaan lainnya.

Perbedaan dari teman itu yang akan membawa nalar fikir kita untuk bekerja, untuk memahami, untuk menghargai, untuk bersikap sabar, untuk bersikap tanggap dan sikap nalar lain yang terselip dari naluri sosial. Perbedaan itu memberi kelengkapan dari yang tidak kita miliki.

Mempersatukan persamaan, yang seperti apa?, " Kamu dan aku itu sama-sama suka jalan-jalan, ayo jalan bareng mencari hal-hal baru, mecari hiburan, membagi rejeki dengan membeli pisang goreng, bakso, dan wedang bandrek ke pedangan jalanan", " Kamu sama aku itu sama-sama malas mandi, jadi kalau pas ngupul bareng ngak mandi pasti ngak akan protes," itu persamaan yang diartikulasikan secara sederhana.

Jadi "Pertemana buat apa?," buat merespon nalar sosial kita yang telah dianugrahkan dari Tuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bos Vs Leader

Ohara Hadaka Matsuri / Festival Pria Telanjang

Principles of Agroecology and sustainability