Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Orang Jawa yang Njawani

Ajaran budi pekerti Jawa itu paling unggul, menurutku. Sejak lahir hingga dewasa Ibu, Bapak, Simbah uti, Simbah Kakung, selalu mengajarkan dan memberi contoh bagaimana berprilaku yang sang santun, yang "njawani" . Budi pekerti Jawa itu memperpadukan antara rasa, fikir, dan tindakan yang "njawani" Apa itu njawani ?, Njawani itu terselip nilai-nilai yang inheren. Njawani itu mengerti, refleksi, harmoni,universal, proses yang progresif-simultan. Laku menjadi orang jawa merupakan proses untuk mengerti berbagai realitas baik yang ada di alam pikiran manusia ataupun alam semesta. Bentuk  mengejawantahkan laku yang "njawani"  seperti apa? . "Migunani tumrap karaharjaning urip bebrayan " kalau diartikan berguna bagi kesejahteraan hidup umat manusia juga semesta. Laku yang didasari pada kegunaan bukan hanya diri sendiri tetapi laku yang menyertakan dampak guna untuk yang lainya dan juga semesta dari yang diciptakan Gusti Maha Agung.

Menanti Hasil Test

" Anda sebaiknya melakukan test laborat, sehingga hasil diagnosa saya sementara bisa lebih akurat, kalau kita lihat tadi hasil USG dibagian ..... menunjukan sebuah...... apakah itu berbahaya, dan riwayat penyait J.... anda juga sangat mempengaruhi kondisi anda, dan.......bla-bla" Itu obrolan dengan dokter yang praktik di Klinik...., Senin aku harus menunggu hasi test laborat. Apapun hasilnya ya diterima dengan siap. Mau sehat ya berusaha melawan penyakit, mau sehat ya tubuh tuh diperlakukan dengan baik, mau sehat ya hidup dengan teratur, dah itu saja. Buat bahagia deh, jangan terlalu difikirkan yang penting tuh penyakit diobati, mau pake herbalist, mau pake medis, jangan apatis, apalagi pesimis. Mati tanpa penyakit itu Tuhan yang berkehendak, Hidup dengan umur panjang dengan penykit juga Tuhan yang punya kehendak. Mari bernyanyi, mari jalan-jalan, mari bercanda dengan teman, mari membaca, mari-mari dan mari yang bisa membuat hati bahagia, berfikir lebih positif, dan

Bos Vs Leader

Gambar
"Remember the different a boss and leader, a boss says go !, a leader says let's go.." Heheheh.... Jadi berfikir, jadi mengkoreksi diri, mengkoreksi orang lain. Menjadi Bos apa menjadi Leader? Yang begini ini yang sering mejadi pertanyaan? Itu Bos, suka nyuruh _ nyuruh, karena dia merasa yang punya uang, ini bisa bisa berlaku kalau usahanya Jualan batu bata. Bos yang punya mesin, punya modal buat buat bayar pekerja. Nah kalau dalam sebuah organisasi, non profit lagi, ngurusin kerja-kerja sosial, dapat pembiayaan dari donor, nyusun proposal bareng-bareng, ngerjain proyek bareng itu dikomandoi oleh seorang Leader atau pemimpin. Nah, kalau seorang pemimpin organisasi non profit, menganggap dirinya Bos, itu berarti terjadi "mal-prilaku". Menggapa bisa terjadi seperti itu?. Menurut ku merasa dirinya bos, pola yang digunakan itu prilaku feodal. Kalau didasarkan pada prilaku feodal, Bos itu ngak perlu pintar yang penting dia punya segalannya. Kalau

Saya Nangis Beneran, Bukan Nangis-nangisan

Menangis, dengan cucuran air mata itu satu paket. Kalau sudah seperti itu nangis beneran, bukan nangis buaya atau nangis-nangisan. Menangis itu lumrah. Bayi lahir, keluar dari perut ibu langsung diawali dengan teriakan tangisan. Kalau ngak nangis justru orang yang melihat bayi pada bingung. Menangis itu banyak sebab. Menangis bahagia dapat undian, menangis bahagia dapat pekerjaan, menangis haru karena ketemu teman. Kalau menangis sedih ya seperti menangis ditinggal pacar, menangis kesepian karena menyandang status "Tuna Asmara" atau "Jomblo" , menangis ditinggal mati seseorang dan menangis karena dimarahi. Menangis itu bukan berarti "Cengeng". Menagis adalah cara untuk respon dari akumulasi rasa yang ada pada fikiran. "Saya nangis beneran, bukan nangis-nangisan, karena saya stress, saya tidak punya teman untuk bercerita". Pada kondisi itu menangis bisa menjadi cara untuk mengurai kondisi strass pada diri. Bagaimana menangis bis